Syarat berikutnya untuk aplikasi visa ke Belgia adalah medical certificate atau sertifikat kesehatan. Pada dasarnya pemeriksaan kesehatan ini dilakukan untuk menjamin agar kita tidak membawa penyakit menular dan berbahaya ke dalam area Belgia. Untuk sertifikat kesehatan ini beberapa website menyatakan bahwa harus valid selama 6 bulan terakhir. Kenapa 6 bulan? Karena ya bisa jadi selama 6 bulan tersebut kita terpapar penyakit yang berbahaya dan menular sehingga perlu dilakukan tes ulang. Jadi untuk jaga-jaga mungkin baiknya cek kesehatannya jangan terlalu jauh dari hari estimasi keberangkatan.
Dari pihak Kedutaan Besar Belgia, sudah ada list dokter dan rumah sakit yang ditunjuk untuk dapat memberikan sertifikat kesehatan. Daftarnya bisa dicek pada tautan berikut. Waktu itu, aku melakukan tes kesehatan di Medicare Clinic, Menara Kadin, Jakarta. Alasannya adalah karena di klinik ini tes bisa dilakukan setiap hari (dengan perjanjian) dan prosedur perjanjiannya pun mudah tinggal telefon. Hal-hal yang diperiksa di antaranya:
- Tes urine dan feses
- Pemeriksaan darah
- Rontgen dada
- Pemeriksaan fisiologi (cek mata, buta warna, keseimbangan, dsb)
Pengalamanku, pemeriksaan kesehatan bisa berlangsung 1-3 jam tergantung ramai/tidaknya klinik di hari itu. Oh ya, untuk tes kesehatan ini kita tidak perlu berpuasa. Kita juga bisa memilih mau tes di pagi hari atau siang hari. Tapi, baiknya pagi hari karena kalau siang biasanya hasilnya akan molor. Hasil tes kesehatan biasanya langsung keluar 1 x 24 jam. Kalau tidak ada masalah, maka hasil pemeriksaan akan dikirim langsung oleh pihak klinik ke kedutaan. Kalau ada masalah, maka kita akan ditelfon oleh pihak klinik untuk konfirmasi dan pengaturan tes ulang. Biasanya kalau tidak ada masalah, pihak klinik tidak akan menelfon kita. Tapi, yang kulakukan adalah aku menelfon pihak klinik esok harinya untuk memastikan semua baik-baik saja. Biaya tesnya waktu itu sekitar 980,000IDR (November 2019 dan Oktober 2020). Iya, aku tes kesehatan dua kali. Yang pertama untuk syarat single permit dan yang kedua untuk syarat visa tipe-D.
Waktu itu kalau boleh jujur aku cukup deg-degan, karena aku punya beberapa riwayat sakit. Terlebih selama tahun 2020 aku tinggal serumah dengan anggota keluarga yang sedang pengobatan TB Paru aktif. Untuk jaga-jaga aku sempat rontgen mandiri sebelum aku tes kesehatan kedua di Medicare Clinic. Setelah aku tau kalau aku aman dari TB (paling tidak), aku baru berani tes kesehatan lengkap untuk syarat visa. Alhamdulillah hasil tes kesehatanku baik-baik semua.
Hasil tes kesehatan yang sudah diterima oleh pihak Kedutaan, kemudian harus dilegalisasi dulu oleh Kedutaan sebelum akhirnya bisa digunakan sebagai syarat pengajuan single permit dan visa tipe-D.
Pingback: Visa Belgia – Single Permit (part 1) – Slice of Life