Visa Belgia – Mencari Akomodasi

Seperti yang sudah kuceritakan tulisan sebelumnya, salah satu syarat yang harus dilampirkan untuk pengajuan visa dependant adalah kontrak tempat tinggal. Syarat ini cukup mengagetkan karena gak pernah ditulis di daftar mana pun. Akhirnya pada saat itu pengajuan visa kami sempat di-pending selama 1 minggu.

Sebelum ada syarat ini, kami awalnya berencana untuk sewa AirBnB dulu selama beberapa pertama sejak ketibaan di Belgia. Alasannya:

  1. Kami disarankan oleh pihak kampus untuk tidak tanda tangan kontrak housing jarak jauh. Selain banyak scam juga karena lebih baik lihat unit dulu sebelum tanda tangan kontrak sewa.
  2. Kenapa AirBnB bukan hotel, karena kami berangkat pada saat pandemi yang mana akan ada syarat karantina 14 hari saat ketibaan. Jadi kami rasa sebaiknya kami tinggal di tempat yang sudah dilengkapi dengan seluruh kebutuhan rumah tangga.

Setelah tau ada syarat kontrak tempat tinggal untuk visa, kami coba propose ke pihak kedutaan Belgia apakah bukti booking unit AirBnB bisa dijadikan lampiran untuk pengajuan visa dependant. Pada saat itu jawaban pihak kedutaan tidak bisa. Kami harus melampirkan bukti dalam bentuk kontrak sewa rumah yang bisa dijadikan domiciliation (kami bisa menggunakan alamat tersebut untuk registrasi ke commune nanti) dengan minimal durasi sewa 3 bulan. Kenapa 3 bulan? Ini sesuai durasi maksimal dari visa tipe D, yaitu 90 hari.

Kami waktu itu bingung kenapa sih kok ketat dan ribet gini? Ada-ada saja permasalahan yang menghadang. Jawaban dari pihak Kedutaan Belgia saat itu adalah, bukti kontrak sewa tempat tinggal itu untuk menunjukkan bahwa si dependant akan mendapatka tempat tinggal yang layak selama stay di dalam area Kerajaan Belgia. Intinya untuk mencegah homeless. Oke, make sense.

Berdasarkan hal tersebut, pencarian akomodasi pun dimulai. Kami dikasih batas waktu 2 minggu karena kalau lebih lama lagi bisa jadi window aplikasi visa ditutup lagi (selama pandemi ini pihak Imigrasi Belgia berkali-kali melakukan buka-tutup pengajuan visa). Dalam mencari akomodasi beberapa hal jadi pertimbangan kami:

  1. Full-furnished vs. Semi-furnished vs. Unfurnished
    • Mengapa hal ini jadi pertimbangan? Karena saat kami berangkat kemarin, sedang pandemi di mana akan ada syarat karantina 14 hari saat ketibaan. Kami pikir akan lebih baik kalau kami stay di tempat yang sudah lengkap dengan perkakas rumah tangga.
    • Beberapa hal yang harus ada:
      • Mesin cuci. Lagi pandemi gini kami rasa akan lebih baik kalau kami gak cuci baju di laundry, untuk mengurangi frekuensi keluar rumah dan supaya gak campur dengan orang lain. Ternyata tidak banyak opsi ini di Liège, tapi bukan tidak mungkin. Kalau misalnya gak ketemu yang menyediakan mesin cuci, beberapa opsi lainnya: a) mesin cuci sharing dengan penghuni lain di 1 gedung/pintu, b) ada spot di dalam rumah/apartment untuk meletakkan mesin cuci (biasanya di dalam kamar mandi/dekat sink),
      • Furnitur dasar, yaitu tempat tidur. Kami gak papa kalau belum ada sofa, lemari dsb. Itu bisa diatur. Yang penting sudah ada tempat tidur, lengkap dengan kasurnya, duvetnya, dan juga bantal kalau bisa,
      • Microwave/oven + Kompor. Ini penting untuk keberlangsungan perut, tentu saja.
    • Selanjutnya juga kami mau segala fasilitasnya private. Tidak ada sharing kamar mandi, toilet, dan dapur dengan penghuni lain. Yang sering terlewat adalah toilet. Umumnya di Eropa kamar mandi dan toilet itu terpisah. Seringkali kamar mandi private tapi ternyata toiletnya sharing. Kami mau semuanya private,
    • Sesungguhnya syarat kami cukup halu sih. Karena kami sampai kepingin yang piring, sendok, alat masak semua ada. Ya pokoknya seperti AirBnB saja. Karena selama 14 hari karantina gak mungkin kami keluar-keluar untuk beli perkakas begini. Dan kami gak ada rencana untuk bawa perkakas begini dari Indonesia.
  2. Bisa domiciliation atau tidak
    • Domiciliation artinya mendaftarkan alamat tersebut jadi alamat di KTP atau residence permit Belgia. Setelah tiba di Belgia nanti, kita harus daftar residensi ke commune (Dukcapil di Belgia). Pada saat daftar residensi tersebut harus punya alamat. Sebisa mungkin alamat tinggal sama dengan alamat domiciliation (karena kalau beda juga bisa),
    • Tidak semua unit membolehkan kita untuk menggunakan alamatnya untuk keperluan domiciliation. Biasanya ini terkait dengan pajak serta batas jumlah nama yang terdaftar di satu alamat. Semakin banyak yang daftar di satu alamat, maka akan dipertimbangkan dalam penghitungan pajak rumah tahunan (kurang paham juga). Dan di Belgia ini ada batas jumlah kepala yang boleh tinggal di satu atap (dihitung per meter persegi).
  3. Bisa short-term atau tidak
    • Karena kami memilih untuk sewa tempat tinggal yang furnished, maka harga sewanya tentu akan lebih mahal dari yang unfurnished,
    • Selain itu, karena kami melakukan tanda tangan kontrak sewa dari jarak jauh kami khawatir kalau kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Bisa jadi ketika kami sampai kami tidak nyaman dengan unitnya. Kalau sudah keburu sewa long-term terus ternyata gak nyaman kan lumayan ya.

Kami juga menghindari tinggal di student housing karena pasti campur dengan bachelor (huhuhu maafkan, tapi umur gak bisa bohong. Kami butuh ketenangan hehe). Tapi, kalau ada yang berkenan bisa dicoba:

Oh ya, sebenarnya kampusku menyediakan fasilitas temporary housing (seperti hotel kampus). Biasanya housing ini untuk researcher yang hanya stay untuk waktu yang singkat. Tapi, saat kami mencari akomodasi kebetulan housing tersebut sedang full. Bisa dicek di sini: https://www.campus.uliege.be/cms/c_9856751/en/se-loger-en-residence-universitaire-au-sart-tilman-location-temporaire

Beberapa website yang kami gunakan untuk mencari apartment adalah sebagai berikut:

  1. https://www.kotaliege.be/ (favorit kami)
  2. https://www.immoweb.be/en (least favorite karena kurang user-friendly. Tapi, katanya ini yang paling terkenal)
  3. https://www.trevi.be/ (ini baru kami temukan setelah sampai di Liège)

Gak banyak website yang kami gunakan, karena tidak semua website user-friendly dan infonya lengkap. Ada juga yang infonya lengkap, tapi sulit untuk menghubungi agen/pemilik unit. Website yang paling nyaman sejauh ini adalah website kotaliege.

Opsi lainnya adalah mencari melalui Facebook Group (updated on: 1 September 2021). Setelah tinggal beberapa lama di Liège akhirnya mengetahui kalau mau cari info-info akomodasi di Liège lebih baik melalui Facebook Group, karena lebih update dan kebanyakan orang posting di Facebook daripada di website. Mungkin karena lebih mudah dan tanpa biaya. Beberapa Facebook Group yang cukup aktif untuk mencari akomodasi di antaranya:

  1. Logement a Liège
  2. LIÈGE A LOUER – BOUCHE À OREILLE
  3. LIÈGE A LOUER – BOUCHE À OREILLE NOVEAU
  4. À LOUER SUR LIÈGE

Oh ya, kami juga tetap cari-cari di AirBnB. Iseng-iseng tanya ke pemiliknya apakah kami bisa domiciliation di alamatnya dan mereka bisa sediakan kontrak sewa yang formal. Tidak ada salahnya.

Saat browsing iklan sewa unit di internet, hal-hal yang harus dicek di antaranya adalah:

  • Lokasi unit. Kami memilih lokasi yang masih di dalam kota (bisa dilaju dengan jalan kaki atau naik bis sekali ke kampus). Tidak semua iklan menyediakan alamat dari unit, hal ini bisa ditanyakan via private message kepada agen,
  • Rating dari agen/pemilik. Biasanya website jual-beli-sewa properti di Belgia cukup terbuka untuk hal ini, termasuk history sang agen/pemilik,
  • Availability Date. Karena disesuaikan dengan tanggal ketibaan juga,
  • Fasilitas dan komponen biaya sewa,
  • Serta pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan di atas.

Dari hasil pencarian di internet, biasanya kami langsung menghubungi agen/pemilik unit via private message. Beberapa hal yang kami tanyakan pertama kali adalah sbb:

  • Apakah bisa domiciliation. Kalau di iklan tertulis tidak boleh, jangan dicoret dulu. Bisa jadi setelah ditanya dan dinego akhirnya boleh (ini pengalaman kami),
  • Apakah ada biaya tambahan (misalnya untuk listrik, sampah, air, internet,dll),
  • Apakah boleh untuk tinggal berdua (jika tidak tertulis dengan jelas di iklan)
  • Apakah seluruh fasilitas private, tidak sharing dengan penghuni lain (as mentioned: kamar mandi, toilet, dapur),
  • Beberapa iklan mensyaratkan kita memiliki guarantor (umumnya orangtua untuk student). Yang aku tanyakan biasanya kalau ada syarat ini adalah, apakah kontrak kerjaku bisa jadi guarantor.

Kalau ada foto yang kurang jelas juga bisa dimintakan. Untuk unit yang kami rasa kami cocok, kami suka minta agen/pemiliknya untuk kirim video unit. Karena video (apalagi updated) bisa lebih menggambarkan suasana dan kondisi dari unit tersebut.

Setelah ketemu dengan unit yang cocok, maka akan sampai pada tahap tanda tangan kontrak. Umumnya segala kontrak ditulis dalam bahasa Perancis. Hal-hal yang harus ada di dalam kontrak sewa unit adalah:

  • Nama penghuni (apabila dua orang, maka harus ditulis dua-duanya),
  • Nama pemilik unit. Kalau kita bertransaksi dengan agen, maka yang tertulis tetap nama pemilik, bukan nama agen,
  • Biaya sewa, termasuk komponen di dalamnya (apakah include listrik, air, sampah, internet dll atau tidak),
  • Durasi sewa, harus tertulis jelas tanggal mulai dan tanggal selesai kontrak.
  • Asuransi. Apakah unit diasuransikan? Siapa yang membayar asuransi? Asuransi apa saja yang ada?
  • Force majeure. Apa yang harus dilakukan kalau ada force majeure? Siapa yang bertanggung jawab?
  • Kalau berhenti sewa di tengah durasi kontrak bagaimana?
  • Compliance of peralatan penghangat (central heater, water boiler, kitchen gas). Di Belgia ini setiap rumah/unit harus compliance terhadap batas emisi CO2, jadi pastikan tempat tinggal kita comply terhadap peraturan.

Oh ya. Umum sekali untuk pemilik unit meminta kita membayar deposit di awal sebesar dua kali dari harga sewa bulanan. Deposit ini ya uang jaga-jaga buat mereka. Jaga-jaga kita gak bailed out, jaga-jaga juga kalau selama sewa kita ‘merusak’ unitnya, maka uang deposit bisa gak balik. Jadi hati-hati sekali ya selama tinggal di unit sewa!

Pengalaman kami, karena kami tanda tangan kontrak dari jauh, kami nego si pemilik unit boleh gak kalau kami bayar setengah uang depositnya saat kami tiba di Belgia. Ya kami juga jaga-jaga hehe. Alhamdulillah-nya boleh. Jadi kami bayar uang deposit sebesar satu bulan harga sewa di Indonesia, lalu ketika kami tiba di Belgia kami bayar sisa uang deposit + uang sewa untuk bulan pertama.

Unit yang kami sewa Alhamdulillah sekali sesuai kriteria. Kami bisa domiciliation (awalnya tidak, tapi kami nego akhirnya boleh). Unit apartemen kami super full-furnished. Piring, sendok, alat masak, microwave, sikat kamar mandi, bantal, vacuum cleaner, setrika sampai meja setrika dan keset pun ada! Kami hanya menambah rice cooker dan jemuran saat masuk unit ini. Cukup bisa dimaklumi karena rice cooker bukan staple utility di Eropa ya. Kalau jemuran baju juga biasanya gak terlalu umum karena di sini orang-orang kalau cuci baju juga sekalian mengeringkan yang bener-bener kering tinggal lipat. Tapi, karena kami cuci baju dengan mesin yang ada di apartemen sendiri, kami hemat-hemat listrik. Jadi kami tetap menambah jemuran (yang mana dapat warisan juga, Hamdallah!).

Awalnya kami sewa untuk 4 bulan, tapi setelah tinggal di sini kami betah (read: malas pindah). Mungkin aku sih yang udah keenakan tinggal di sini yang udah lengkap semua fasilitasnya. Kalau mau pindah, kemungkinkan besar kami akan pindah ke yang unfurnished (supaya dapat yang lebih besar), dan aku masih belum siap untuk mengurus-ngurus beli furnitur ini itu apalagi masih pandemi. Oh, nanti dulu deh!

Sumber lainnya:

https://www.campus.uliege.be/cms/c_9110812/en/se-loger-chez-des-particuliers-futur-locataire-d-un-kot

Advertisement

One thought on “Visa Belgia – Mencari Akomodasi

  1. Pingback: Slice of Life

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s