Bacaan dan Tontonan Musim Panas 2022

Setelah hampir dua tahun merantau, libur musim panas tahun ini aku akhirnya mudik ke Indonesia. Tidak seperti kebanyakan orang yang menantikan kuliner khas nusantara ketika pulang ke tanah air, kalau aku justru menanti-nanti bisa membeli buku dan menonton beberapa film Indonesia.

Jauh hari sebelum aku pulang, aku sudah membuat daftar buku Indonesia apa saja yang mau aku baca dan film Indonesia apa saja yang mau aku tonton. Biasanya selama merantau, aku membaca buku Indonesia secara online. Beberapa film Indonesia juga tayang di Netflix. Sayangnya, untuk buku dan film baru, daftar yang tersedia di platform online tidak update.

Daftar Buku Bacaan

Sesampainya di Indonesia, aku langsung memesan buku di Gramedia. Ada empat buku yang kubeli, keempatnya dari penulis Indonesia yang sudah kukenal. Aku memulai sesi membaca buku Indonesiaku dengan novel Home Sweet Loan karya Almira Bastari. Aku menyukai karya-karya Almira Bastari karena ringan, kisah fairy tale yang bikin senyam-senyum, dan kadang relatable sedikit. Aku memilih buku Home Sweet Loan sebagai buku pertama yang kubaca di Indonesia juga karena aku mash lelah selepas perjalanan yang panjang, jadi butuh bacaan yang mudah saja.

Aku sudah diwanti-wanti oleh temanku kalau buku Almira yang kali ini tidak ‘seringan’ biasanya. Ada isu-isu yang cukup ‘berat’ seperti sandwich generation yang diangkat di buku ini. Tetapi, ketika aku membaca justru aku semakin menikmatinya. Walau tidak terlalu cinderella story dan halu, namun karena kisah yang diangkat sangatlah relatable denganku, aku masih bisa menikmatinya. Aku juga bisa merasakan perkembangan dan maturity dari gaya penulisan Almira Bastari di novel ini. Hal yang agak menggangguku adalah latar pandemi yang rasanya terlalu sering disebutkan. Harapannya kan pandemi ini ga berlangsung selamanya ya, dan buku ini adalah legasi sepanjang masa, aku rasa ga perlu sebanyak itu disebutkan latar kehidupan pandeminya. Tapi, barangkali ini masalah selera saja.

Buku Home Sweet Loan kuhabiskan dalam waktu beberapa jam saja. Selanjutnya, aku membaca novel terbaru dari Ika Natassa, yaitu Heartbreak Motel. Awalnya aku kurang semangat membaca kembali karya Ika Natassa, melihat pengalaman membaca yang terakhir aku merasa kurang bisa menikmatinya lagi. Ah, tapi tidak ada ruginya juga toh? Jadi tetap kubeli dan kubaca juga novel terbarunya ini.

Ternyata, aku bisa menikmati buku ini. Barangkali karena tokoh utamanya adalah seorang aktris, aku bisa ‘memaafkan’ gaya hidupnya yang cukup glamor. Bahkan membaca buku ini membuat aku bisa cukup terhanyut dengan drama yang ditawarkan. Tidak menye-menye, tapi somehow aku bisa merasakan romansanya. Yang cukup menggangguku adalah alurnya yang sedikit berantakan. Di awal-awal aku kurang bisa membedakan, mana yang sedang menceritakan kisah di dalam film yang diperankan si tokoh utama atau mana yang kehidupan sebenarnya dari si tokoh utama. Other than that, aku merasa Ika Natassa masih berhasil mengaduk-aduk perasaanku dengan cerita yang disampaikan. Ada perasaan membekas yang tersisa di hatiku merasa terkoneksi dengan tokoh di dalam novel ini.

Dua buku terakhir awalnya ragu-ragu mau kubaca di mana, apakah saat liburan di Indonesia atau dibawa saja kembali ke Belgia. Karena kedua buku ini adalah seri dari rangkaian Rapijali karya Dee Lestari. Aku sudah punya dan sudah baca buku yang pertama. Bukunya aku simpan di Belgia. Tadinya buku kedua dan ketiga mau kubawa ke Belgia supaya koleksinya lengkap di sana. Namun, melihat ketebalan bukunya yang lumayan juga, akhirnya kuputuskan untuk kubaca saja di Indonesia. Sehingga aku bisa mengalokasikan ruang di koper untuk barang lain yang lebih penting dan langka :)).

Membaca Rapijali ini vibe-nya seperti membaca Perahu Kertas. Kisah remaja berlanjut hingga dewasa, ada kisah cinta segitiga juga. Aku bisa membayangkan dengan jelas tiap adegan yang dituliskan di kepalaku, walau aku tidak tau siapa yang akan memerankan siapa. Karena buku ini juga ada original soundtrack-nya, feel-nya semakin terasa. Membaca sambil mendengarkan OST, jadi makin terbawa. Seperti dulu saat membaca Rectoverso.

Aku suka sekali lagu Kinari, rasanya hanyut sekali. Walaupun kisah tentang Kinari tidak terlalu diangkat, namun sebagai kisah latar perannya cukup kuat juga.

aku juga suka versi BCL

Daftar Film

Sesampainya di Indonesia, aku juga langsung melakukan satu hal: subscribe Disney+Hotstar :)). Ada satu film Indonesia yang kepingin sekali kutonton di situ, yaitu film Rentang Kisah. Film yang diangkat dari novel biografi Gita Savitri ini sebenarnya gak terlalu fantastis atau bagaimana. Aku sudah baca bukunya, jadi kepingin saja nonton filmnya. Aku rasa film ini cukup baik menggambarkan dilema dan perjuangan student Indonesia yang merantau di luar negeri. Tidak berlebihan dan didramatisir. Pas dan real saja.

Film berikutnya yang kutonton di Hotstar adalah Yuni. Awalnya aku ragu-ragu menonton film ini, karena aku kepingin nonton film yang santai-santai saja sebagai hiburan. Tetapi, akhirnya kutonton juga. Yang menarik dari film ini buatku adalah aksen Jaseng yang kental sepanjang film! Sungguh aku terpana, walaupun aku ga pernah denger langsung aksen Jaseng, tetapi sebagai yang memiliki darah Jawa-Lampung serta lama tinggal di daerah berbahasa Sunda, sungguh familiar dengan kosakata dan intonasi bicaranya!

Menonton Yuni membuatku ngeri dengan pergaulan remaja masa kini. Tapi, kalau diingat lagi, rasanya dulu saat aku seusia segituan, pergaulan tersebut sudah ada di sekitarku. Terlebih aku cukup bisa relate karena pada saat itu aku tinggal di area dengan tingkat ekonomi kurang lebih sama dengan latar di film Yuni. Beberapa temanku lulus SMP dan tidak melanjutkan sekolah karena MBA. Rasanya kegilaan ini sudah ada sejak dulu, namun kini lebih terekspose saja ya karena adanya media sosial.

Selanjutnya, aku membuka daftar film Indonesia yang ada di Netflix. Daftar film Netflix kan dikurasi sesuai lokasi, jadi ada beberapa film Indonesia yang tidak masuk ke Netflix global atau Netflix Eropa.

Film Indonesia pertama yang kutonton adalah Kulari ke Pantai. Sudah lama sekali ingin nonton film ini, sejak keluar di bioskop bahkan! Namun sayangnya waktu itu tidak sempat. Filmnya ringan, cocok ditonton bersama keluarga. Seperti Petualangan Sherina lah kira-kira. Seru banget kalau udah nonton film yang jalan-jalan santai di Indonesia, apalagi kalau sambil makan-makan. Sempet kepoin media sosial pemain utamanya, wah sekarang sudah besar ya! Ga kebayang kalau beberapa tahun yang lalu orang yang sama memerankan tokoh di film ini :D.

Film kedua adalah Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga. Film yang baru keluar di awal tahun ini sudah kuantisipasi dari awal. Lagi-lagi isu keluarga diangkat. Dan lagi-lagi aku merasa terganggu dengan latar pandemi yang terlalu sering diangkat, namun.. tanggung. Tapi, tidak setanggung webseries My Lecturer, My Husband sih. Aku pikir aku akan sering melihat koreografi dansa di film ini, tetapi tidak juga. Yang kerasa juga adalah pace film ini seperti cepat sekali. Ada banyak hal yang ingin diceritakan, jadi beberapa terasa.. kentang.

Yang terakhir adalah aku ingin sekali menonton film-film Laskar Pelangi lagi. Film Laskar Pelangi adalah salah satu tontonan yang membuatku nyaman. Aku baca semua bukunya, aku menonton drama musikalnya, dan aku suka semua filmnya. Tetapi, aku malah baru ingat kemarin kalau ada film Laskar Pelangi 2: Edensor. Sumpah, aku ga punya memori akan film ini! Jadilah kemarin kutonton lagi dengan khidmat. Namun, sepanjang menonton aku samar-samar ingat dialognya. Oh, aku pernah menontonnya ternyata!

Liburanku kemarin cukup nyaman, karena aku kembali ke rumah dan melakukan hal-hal yang biasa saja. Hal-hal yang aku sering lakukan di kamarku sendiri, di rumahku sendiri. Membaca buku hingga larut, menonton TV bersama keluarga, masak untuk keluarga, ngobrol sama adikku.

Semoga kita semua sehat-sehat selalu ya! Semoga sisa liburannya menyenangkan!

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s