Sudah satu tahun sejak aku memulai mengambil kelas bahasa Perancis. Kelas bahasa Perancis yang aku ikuti ini adalah kelas bahasa yang disediakan oleh lembaga bahasa di kampusku, ISLV. Tahun lalu aku memulai perjalanan studi bahasa Perancisku di level A1+, dan sekarang aku berada di level B1. Level B1 ini jatuhnya sudah intermediate ya. Guruku di kelas ga ada sedikit pun ngomong pake bahasa Inggris, dan ga ada ceritanya dia ngomong dengan speed diperlambat. Normal aja. Paling kalo ada yang ga ngerti ya dia ulang lagi, dengan kalimat yang sama atau berbeda. Tapi, tetep masih full dengan bahasa Perancis. Harusnya sekarang ini aku di level A2+, tapi pas placement test awal tahun akademik yang baru kemarin, ternyata hasilnya menunjukkan aku bisa ‘loncat’ ke level B1.

Awalnya seneng karena artinya aku semakin cepat masuk ke level advanced, dan aku mengurangi biaya lesku. Iya, karena aku jatohnya staf bukan student aku masih harus bayar dengan discount rate. Tetapi, jujur aja selama di level B1 ini aku kepayahan. Karena guruku menganggap level B1 itu mestinya udah cukup mahir, jadi dia suka ga ngejelasin lagi hal-hal yang seharusnya kami sudah tau. Terus yang bikin susah karena di kelasku sekarang banyak banget students dari Spanyol. Tentu saja aku ketinggalan. Karena bahasa Spanyol dan bahasa Perancis itu secara etimologi berakar dari bahasa yang sama (bahasa Latin), jadi teman-teman sekelas yang dari Spanyol tentu saja lebih mahir dibanding aku. Mereka lebih familiar dengan beberapa kata yang mirip sehingga vocabulary bank mereka lebih kaya. Ibaratnya orang Spanyol itu kayak cuma tinggal ganti cara pronounciation, et voilà jadilah bahasa Perancis. Padahal ga serta-merta gitu juga, cuma yaa kira-kira begitu.

Setahun belajar bahasa Perancis aku ga nyangka sebenarnya aku bisa mencapai tahap ini. Boleh ga di tulisan ini aku mau merayakan dikit small wins aku di lini kehidupan yang ini? Mengingat bahasa Perancis itu susah, dan bahasa Perancis adalah bahasa asing keempat yang kupelajari (setelah bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda).
Sekarang aku kalau belanja-belanja sudah bisa langsung pakai bahasa Perancis full. Kalau urusan administrasi juga sudah berani ngomong pakai bahasa Perancis. Walau kalau untuk urusan krusial dan penting, aku selalu nanya dulu “is it possible to speak in English?”. Dulu kalau aku dapat jawaban “non”, aku akan langsung menyerah dan mundur. Coba lain waktu atau komunikasi tertulis aja via email. Tetapi, sekarang aku akan bilang “ok, j’essaie”, yang artinya “baik, aku coba deh”. Aku akan mencoba untuk menyampaikan maksud atau pertanyaanku dengan bahasa Perancis, secara terbata-bata dan pelan-pelan tentu saja. Seringnya tentu ga pake kalimat full, per kata aja haha, yang penting maksudku tersampaikan dan orangnya paham. So far, aku sudah bisa paham kalau pihak yang satunya lagi menjelaskan atau menjawab pertanyaanku. Secara pasif, aku hampir udah ga ada masalah. Aku sudah mahir menyimak dan memahami bahasa Perancis untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, ya untuk bicara masih sulit.
Yang lucu, kadang suamiku itu ga yakin kalau pemahamanku itu benar. Seperti minggu lalu, kami ke bank menanyakan sesuatu dan kebetulan orang yang melayani kami ga bisa bahasa Inggris, jadi kami komunikasi dengan bahasa Perancis. Setelah itu, aku langsung menjelaskan ke suamiku apa yang dikatakan oleh petugas bank sebelumnya. Suamiku ga percaya :)). Kayaknya dia ga yakin sama aku karena aku kalo ngomong masih blahbloh. Jadilah suamiku coba email lagi ke bank menanyakan kembali pertanyaan yang kami ajukan sebelumnya. Setelah dapat jawabannya dan jawabannya sama dengan pemahamanku, barulah suamiku yakin, “oh ya, kamu sudah bisa bahasa Perancis ya”. Heu.
–
Tapi, kalau ada satu hal ya yang aku rasakan setelah akhir-akhir ini aku mencoba ngomong bahasa Perancis di kehidupan sehari-hari, orang-orang jadi jauh lebih ramah dan lebih helpful. Mereka kayak seneng gitu aku mencoba ngomong bahasa Perancis, walau levelnya sama kayak anak playgroup :)). Kadang dalam percakapan gitu, aku selalu nyelipin «désolé, mon français n’est pas bon. J’étudie toujours», yang artinya: maap, bahasa Perancis saya masih belum bagus. Saya masih belajar. Dan herannya, sehabis aku ngomong gitu, orang-orang malah makin ramah, membantu, dan apresiatif. Aku semakin yakin dengan pepatah yang bilang, ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Mungkin juga konteksnya ga sama, tapi aku jadi ingat hadist yang mengatakan bahwa Allah justru memberi pahala berlipat ganda bagi mereka yang membaca Al Qur’an walau terbata-bata lagi berat. Aku jadi paham, mengapa seperti itu dari pengalamanku ini :’).
–
Tentu saja aku masih belum bisa bilang kalau bahasa Perancisku sudah bagus. Aku masih ga hapal mana e dengan accent aigu (é) atau e dengan accent circonflexe (è). Aku juga masih belum bisa ngikutin percakapan kolegaku di kantor saat makan siang, karena topiknya sangat beragam dan tabungan kosakataku belum banyak. Aku gatau mau sampai level berapa atau sampai tahap mana aku akan terus belajar bahasa Perancis. Sekarang sih tujuanku belajar cuma supaya bisa ikut ngobrol sama kolega di kantor kalau lagi makan siang dan sampai aku bisa berkomunikasi di banyak lini kehidupan sehari-hari.
Sesungguhnya aku suka belajar bahasa, karena dari bahasa, aku jadi bisa belajar kebudayaan dan memahami cara berpikir suatu masyarakat. Sekarang yang bikin agak sedih karena bahasa Belandaku ga selancar dulu. Aku selalu kagok dulu kalau sudah masuk wilayah Flemish atau lagi ke Belanda. Walaupun di sana aku bisa saja komunikasi dengan bahasa Inggris, namun rasanya lebih sreg kalau bisa bahasa lokal. Tapi, ya satu-satu saja lah. Daripada aku malah jadi kehilangan kemampuan komunikasi di berbagai bahasa karena bingung sendiri.
Lama lama pasti lancar. Bahasa itu modalnya nekat dan kudu dipake terus2an. Aku dulu sempat kursus bahasa Perancis sampai B1 tapi terus ga dipake jadi ya buyar. Sekarang pelan2 kursus lagi pake app (Babbel) terus kudu berani nyoba juga haha (kmaren pas di Paris sempet lah bisa klo sekadar ngobrol pendek2, begitu diajak yg panjang langsung buyarrr) 🙈
LikeLiked by 1 person
Iya Mbak. Betul banget soal dipake sehari-hari. Sama kayak aku dan bahasa Belanda, dulu lumayan lancar buat sehar-hari, sekarang selalu gagap dulu kalau lagi main ke daerah Dutch language. Btw, jadi penasaran sama App Babble, kemarin-kemarin sempat pakai Duolingo.
LikeLike