Visa Belgia – Single Permit (part 1)

Karena aku dikontrak sebagai teaching assistant, maka kontrakku adalah kontrak kepegawaian dengan pihak universitas. Dengan sistem kontrak ini, untuk aku bisa berangkat ke Belgia maka aku harus melakukan aplikasi visa kerja atau working permit, atau kalau di Belgia disebut Single Permit atau Permis unique de Travail untuk daerah Wallonia. Kalau dibaca di website Ketenagakerjaan Wallonia Region (emploi.wallonie.be), posisiku ini termasuk dalam kategori high-skilled worker sehingga wajib melalui prosedur single permit. Kalau aku dikontrak sebagai mahasiswa doktoral dengan skema research grant (disebut sebagai researcher under hosting agreement), maka aku tidak wajib untuk melakukan aplikasi single permit. Biasanya untuk mahasiswa doktoral dengan skema beasiswa eksternal ataupun skema research grant, visa yang dibutuhkan hanya visa perjalanan (visa type-D atau biasa disebut juga schengen visa) dengan keperluan studi.

Single permit adalah izin kerja yang diberikan kepada penduduk non-Belgium (dan juga non-EU) untuk bisa bekerja di daerah Kerajaan Belgia. Tahapan single permit yang harus dilewati adalah:

  1. Pengurusan izin kerja(working permit) di Departemen Ketenagakerjaan Region masing-masing (kalau aku berarti di Wallonia Region). Service level: 2 bulan,
  2. Setelah disetujui oleh pihak region, maka dilanjutkan dengan pengurusan single permit dari pihak Departemen Imigrasi Belgia atau Office des Etranges. Service level: 1.5 bulan.
Skema visa kerja dan visa tipe-D Belgia

Pengurusan single permit dilakukan oleh pihak employer (dalam kasusku adalah pihak universitas). Jadi yang kulakukan adalah menyiapkan segala persyaratan dokumen untuk kemudian diserahkan kepada pihak universitas. Nantinya pihak universitaslah yang akan melakukan registrasi single permit ke Commune Wallonia dan Imigrasi Belgia. Untuk pengurusan visa type-D bisa dilakukan sendiri dengan mengajukan aplikasi ke Kedutaan Besar Kerajaan Belgia di Indonesia. Secara umum, persyaratan yang dibutuhkan untuk aplikasi single permit adalah sebagai berikut:

  1. Paspor yang masih valid
  2. Kontrak kerja
  3. Bukti pembayaran administrative fee. Nominal ini bisa berubah sewaktu-waktu. Karena adanya trouble yang kuhadapi selama proses aplikasi, aku harus membayar biaya ini dua kali. Aplikasi yang pertama nominal yang kubayar 359EUR (November 2019), untuk yang kedua nominalnya 363EUR (September 2020)*
  4. Health insurance**
  5. Medical certificate yang berlaku selama 6 bulan terakhir**
  6. Judicial criminal/police record**

*untuk update terkait nominal biaya administrative fee, seharusnya bisa dicek di website Imigrasi Belgia. Namun, pada saat artikel ini tayang website imigrasi Belgia sedang temporary closed jadi aku gak bisa memberikan tautannya.

**untuk poin 4-6 aku buat tulisan terpisah, bisa langsung diklik ya 🙂

Untuk dokumen-dokumen yang sudah tersedia dalam bahasa Inggris, maka tidak perlu diterjemahkan lagi.

Pengalamanku:

Prosedur single permit ini baru diberlakukan per Januari 2019, sehingga bisa dibilang pada tahun 2019 pengurusannya masih… berantakan. Walaupun sudah ada service levelnya, tapi tidak demikian pada kenyataannya. Banyak yang menunggu sampai lebih dari waktu yang dijanjikan (termasuk aku, akan kuceritakan beberapa saat lagi) tanpa kejelasan. Mengapa tanpa kejelasan? Karena pada saat itu, belum ada skema untuk mengecek progress aplikasi selama proses masih berlangsung. Kalaupun ada, responnya lambat sekali.

Masalah pun bertambah kompleks karena pihak HR yang mengurus proses pengajuan single permit ku sama sekali tidak responsif. Tidak ada update sama sekali, baik kepadaku maupun calon supervisorku. Masa-masa penantian yang sungguh menyiksa, karena kita menunggu dalam kegelapan. Saat itu aku bisa dibilang frustasi dan sempat berpikir, ‘kalau saja aku dulu gak ngedrop offering dari Melbourne, bisa kali aku pivot ke sana aja lagi, dan mungkin aku sudah mulai studi’. Tapi, yang namanya berandai-andai adalah temannya setan dan aku langsung memohon ampun. Aku yakin ada maksud baik dari setiap kejadian. Yang bisa aku lakukan adalah berusaha sebaik-baiknya, ikhlas dan tawakal untuk setiap hasilnya.

Selama proses penantian yang tidak jelas ini, aku tetap berjalan dengan menyiapkan beberapa persyaratan lain yang kiranya akan dibutuhkan untuk pengurusan visa tipe-D atau visa perjalanan. Dengan harapan, kalau aku sudah punya segala syarat visa tipe-D, once single permit-ku issued, aku bisa langsung apply dan berangkat. Tapi, untuk hal ini tentu ada tarik ulur juga karena aku harus pintar-pintar bersiasat menentukan waktu aplikasi. Jangan sampai aku buru-buru mengurus kemudian ternyata keburu expired karena dokumen tersebut hanya berlaku 3 atau 6 bulan misalnya.

Selain itu, selama proses menunggu, aku join beberapa group diskusi di media sosial misalnya di Facebook, ada beberapa group seperti: Life in Belgium, Immigration Forum Belgium. Tapi, forum yang paling bermanfaat dan menemaniku adalah forum Expatriat Community (www.expat.com). Di forum ini, kita bisa berdiskusi perihal apapun terkait kehidupan expatriat di negara apapun. Waktu aku buka forum diskusi tentang aplikasi Single Permit, jumlah halamannya sudah mencapai angka 40-an :)). Aku langsung merasa, aku tidak sendiri. Di forum itu aku jadi tau kalau banyak yang mengalami masalah sepertiku. Kita saling mengabari tanggal step-step yang kita lalui. Kapan kita apply, kapan kita dapat jawaban terkait working permit, sampai kapan akhirnya single permit kita issued. Bahkan, saking frustasinya orang-orang di forum tersebut, sampai ada yang membuat model matematis untuk memprediksi waktu pengerjaan issuance single permit ini. Dan model ini tidak bisa memprediksi dengan akurat saking randomnya waktu pengerjaannya pada saat itu.

Satu hal tapi yang aku benar-benar belajar selama proses pengurusan single permit ini adalah kesabaran dan keikhlasan. Selama bertahun-tahun bisa dibilang hidupku ayem-ayem dan mulus. Ada tentu masalah, tetapi tidak pernah sampai bikin frustasi. Di momen ini aku benar-benar berubah dan menjadi orang yang ikhlas. Ada satu titik aku akhirnya bisa bilang kepada diri sendiri, ‘jadi tidak jadi berangkat usaha saja. Jadi tidak jadi berangkat, hidup terus jalan’. Hari ini, aku berjalan mengusahakan semua yang terbaik yang bisa aku lakukan tanpa membuat harapan apapun. Aku menyerahkan semuanya kepada Tuhan sejak awal.

Advertisement

One thought on “Visa Belgia – Single Permit (part 1)

  1. Pingback: Administrasi Belgia – Perpanjangan Single Permit (part 1) | Slice of Life

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s